Psikologi Desain Interior, Anda Perlu Mengetahuinya!
Psikologi Desain Interior | Siapa pun dapat merasakan perasaan saat berjalan ke ruang dokter dengan lantai keramik putih yang menakutkan, kursi yang tidak nyaman, dan dekorasi dinding yang sudah ketinggalan zaman. Bukan hanya janji temu Anda yang akan datang yang membuat Anda merasa cemas – mungkin juga desain interiornya!
Di sisi lain, Anda mungkin merasa berbeda tentang toko buku favorit Anda, dengan lantai kayunya yang hangat, kursi baca yang nyaman, pajangan buku yang berwarna-warni, dan ruang lapang dengan ceiling yang tinggi.
Baik itu kafe lokal, kantor, atau rumah Anda, psikologi warna dalam desain interior memengaruhi kita setiap kali kita memasuki ruang baru, apakah kita menyadarinya atau tidak. Ini adalah bagian dari mengapa pekerjaan desainer interior sangat penting.
Bagaimana klien dapat bersantai di akhir pekan jika rumah mereka dirancang dengan buruk dan tidak menarik? Bagaimana staf Anda dapat menghasilkan pekerjaan yang baik dan tetap positif di tempat kerja jika kantor Anda suram dan terisolasi? Tentu saja, psikologi desain interior juga berperan dalam penjualan untuk bisnis – ketika Anda makan di restoran, kualitas makanan adalah faktor utama, tetapi Anda juga lebih mungkin mendapatkan pelanggan di restoran untuk kedua atau ketiga kalinya jika mereka menikmati suasana saat mereka makan.
Ketika kita berpikir tentang proses desain, kita merenungkan estetika dan fungsionalitas. Tapi, di antara keduanya terletak psikologi desain interior. Saat mengerjakan proyek baru, pikirkan tentang bagaimana perasaan orang-orang yang Anda inginkan di ruang itu. Sementara dinding merah muda dan ungu mungkin cocok di ruang kelas prasekolah, salon yang funky, atau butik trendi, bagaimana perasaan seseorang di ruang gawat darurat?
Dampak emosional dari desain interior sangat kompleks, tetapi dengan mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana perasaan kita, kita dapat menyalurkan pertimbangan ini ke dalam praktik kita.
4 Psikologi Desain Interior yang perlu Anda ketahui
- Pemilihan warna
Sudah bukan rahasia lagi bahwa warna memengaruhi suasana hati kita – ketika kita merasa sedih, kita bahkan mengatakan bahwa kita merasa sedih! Dampak emosional warna terkenal di industri pemasaran.
Misalnya, rantai makanan cepat saji internasional seperti McDonald’s, Burger King, dan Wendy’s menggunakan warna merah dan kuning di logo dan toko mereka, karena terbukti bahwa kombinasi merah dan kuning membuat orang lapar.
Studi bahkan menunjukkan bahwa terlalu banyak warna merah dapat menyebabkan peningkatan detak jantung Anda! Berikut adalah beberapa efek warna yang umumnya disepakati oleh para desainer interior:
- Merah dikaitkan dengan energi, kekuatan, dan cinta. Terlalu banyak warna merah bisa terasa menakutkan dan berapi-api, menimbulkan kemarahan; dalam jumlah sedang, warna merah bisa terasa hangat dan mengundang.
Nuansa yang lebih gelap seperti merah maroon dapat muncul di interior yang terinspirasi dari Tuscan, sementara warna merah truk pemadam yang cerah dapat muncul dalam gaya yang lebih kontemporer.
- Oranye dikaitkan dengan kreativitas dan kemudaan. Dalam desain interior tempat kerja, dinding beraksen oranye di ruang konferensi dapat merangsang percakapan, sementara di tempat gym, oranye dapat membantu pelanggan tetap berada di treadmill selama beberapa menit lagi.
- Kuning paling sering dikaitkan dengan sinar matahari dan kebahagiaan, jadi tidak mengherankan jika warna dianggap menghasilkan hal positif. Kuning pastel umum di kamar tidur anak-anak, terutama di kamar bayi yang netral gender.
Meskipun kuning cerah mungkin tampak seperti warna yang berani untuk digunakan dalam desain interior, warna ini menjadi lebih populer, terutama sebagai aksen di ruangan monokromatik.
- Hijau adalah warna alam – ketika Anda memikirkan musim semi dan musim panas, Anda pasti akan berpikir tentang pohon dan bunga yang bermekaran. Warna hijau dianggap membangkitkan rasa stabilitas. Sementara cara mudah untuk membawa hijau ke rumah Anda adalah melalui tanaman rumah.
- Biru mewakili langit dan laut, membantu menghadirkan suasana yang lebih menenangkan dalam psikologi desain interior. Nuansa yang lebih gelap seperti biru tua dan biru tua sangat trendi saat ini di dapur dan kamar mandi – jika Anda merencanakan renovasi dapur, pertimbangkan untuk menggunakan rona dalam ini untuk lemari atau backsplash!
Berbeda dengan merah, warna biru dianggap menurunkan tekanan darah, membuat orang merasa lebih tenang.
- Ungu memiliki konotasi agung dan dapat membangkitkan perasaan mewah. Pada saat yang sama, ungu sering muncul dalam interior bergaya bohemian, karena juga dapat berkonotasi misteri, kreativitas, dan eksperimen. Dengan menggabungkan rona biru dan merah, kekayaan ungu bisa terasa canggih dan chic.
- Putih melambangkan kemurnian dan kecerahan. Sementara desain interior serba putih pernah menjadi tren, kini desainer memilih untuk memberi aksen pada ruangan putih dengan warna metalik atau berani.
Bila digunakan secukupnya, mungkin bersamaan dengan lantai kayu, furnitur putih bisa membuat ruangan terasa lebih terbuka, karena ringan.
- Hitam mungkin tampak seperti pilihan warna yang menyedihkan untuk interior, tetapi dinding beraksen gelap lebih populer dari sebelumnya. Misalnya, banyak desainer memilih untuk mengecat dapur dengan warna hitam, namun mencerahkan ruangan dengan lemari putih.
Dalam jumlah sedang, hitam bisa menjadi pilihan gaya yang memberi kejutan. Di ruang kelas atau kamar tidur remaja, mengecat dinding dengan cat papan tulis hitam bisa menjadi hal yang menyenangkan!
- Abu-abu mungkin tampak terlalu korporat atau membosankan, tetapi di kamar mandi atau dapur, itu sebenarnya bisa menenangkan. Pastikan Anda menyeimbangkannya dengan warna netral lainnya untuk menghindari perasaan luntur.
- Coklat adalah warna netral alami yang cocok dengan warna netral lainnya seperti hijau dan putih. Ini terlihat paling baik di lantai kayu atau furnitur, tetapi terlalu banyak cokelat mungkin terasa agak tua.
- Penggunaan Ruang
Kekacauan membuat kita cemas – pikirkan tumpukan piring di wastafel, atau setumpuk cucian yang masih perlu dilipat. Terkadang, terutama dalam hal psikologi desain interior, less is more. Tapi tentu saja, selalu ada penyeimbang.
Jika Anda memiliki terlalu banyak ruang yang tidak terpakai, itu mungkin menimbulkan perasaan kesepian. Bahkan dalam gaya desain interior minimalis, minimalis tidak selalu berarti kekosongan – itu berarti memilih desain yang lebih sederhana, menghindari cetakan yang keras, dan berpegang pada palet warna yang terbatas.
Terkadang, sebagai desainer interior, Anda tidak bisa memutuskan seberapa besar ruang sejak awal – Anda hanya perlu puas dengan apa yang Anda presentasikan. Penggunaan ruang bersinggungan dengan fungsinya; misalnya, saat mendekorasi dapur kecil, Anda dapat memilih penyimpanan gantung untuk mengatur panci dan wajan.
Kreativitas adalah kunci ketika membuat ruang yang lebih kecil terasa lebih besar. Banyak desainer memilih denah lantai terbuka untuk membuat ruang terasa lebih terbuka.
Jika Anda tidak dapat melakukan perombakan, trik sederhana seperti menggantung cermin di dinding dapat membuat ruangan Anda terasa lebih besar. Anda juga bisa membuat ruangan terasa lebih terbuka dengan menggunakan warna-warna yang lebih terang.
Jika Anda mendekorasi apartemen studio, misalnya, pilihlah meja kopi putih, bukan hitam atau cokelat! Sekali lagi, warna memainkan peran penting dalam psikologi desain interior.
- Pencahayaan yang Menenangkan
Bukan rahasia lagi bahwa cahaya alami membuat kita bahagia, dan kegelapan bisa menjatuhkan kita.
Saat mengerjakan konstruksi baru, berhati-hatilah menempatkan jendela di mana lebih banyak cahaya akan masuk – ingatlah bahwa di belahan bumi barat, matahari terbit di timur dan terbenam di barat! Lebih sering daripada tidak, penempatan jendela akan di luar kendali Anda, tetapi Anda masih dapat mengingat psikologi desain interior saat mempertimbangkan keberadaan cahaya di dalam ruangan. Misalnya, jika Anda tidak ingin meredupkan sinar matahari, hiasi jendela dengan tirai tembus pandang untuk mencegah penyumbatan.
Anda juga mungkin ingin memikirkan di mana orang akan menghabiskan sebagian besar waktu di dalam ruangan saat menempatkan furnitur – misalnya, jika orang kemungkinan akan duduk di sofa di ruang tamu, letakkan sofa di dekat jendela sehingga penghuninya akan mendapatkan manfaat alami tersebut.
Jika cahaya alami tidak memungkinkan, jangan khawatir – meskipun cahaya buatan tidak ideal, Anda masih memiliki kapasitas untuk berpikir kritis tentang penempatan lampu, serta jenis bola lampu yang Anda gunakan. Pilihan ini bahkan dapat membuat ruangan tanpa jendela terasa sedikit lebih menarik.
Pencahayaan bernuansa hangat bisa menenangkan, sedangkan LED terang dan lampu neon bisa terasa mengasingkan dan mengesankan. Jangan takut untuk beralih ke gaya bohemian, menggunakan lampu garam Himalaya atau lilin elektrik untuk membuat pencahayaan buatan Anda terasa lebih ditonjolkan.
- Kepribadian
Apa yang membuat desain interior begitu menarik adalah tidak ada dua proyek yang sama. Proses mendekorasi rumah pantai tidak diragukan lagi akan berbeda dengan mendesain ruang konferensi sebuah perusahaan baru! Ketika datang untuk bekerja dengan klien individu di rumah atau bisnis mereka sendiri, ingatlah kepribadian klien Anda.
Sementara pencahayaan, warna, dan faktor lain berperan dalam psikologi desain interior, mungkin cara paling jelas untuk menciptakan ruang yang menyenangkan adalah dengan menyesuaikannya dengan kepribadian klien Anda, menjaga keinginan mereka di garis depan proses desain Anda.
Ketika pemilik hunian pulang ke rumah setelah seharian bekerja, mereka ingin merasa bahwa ruang mereka adalah milik mereka sendiri.
Mendesain untuk musisi? Gantung gitar mereka di dinding untuk penyimpanan, akses, dan gaya yang mudah! Merenovasi dapur koki rumahan yang rajin? Bicaralah dengan klien Anda tentang kebiasaan memasak mereka dan wujudkan dapur impian mereka!
Psikologi desain interior bukanlah satu ukuran untuk semua, karena kepribadian setiap klien tentulan berbeda. Sementara satu pemilik rumah mungkin merasa nyaman dikelilingi oleh seni kontemporer yang unik, pemilik rumah lain mungkin lebih menyukai gaya yang lebih vintage. Cara terbaik untuk menilai kepribadian klien Anda adalah dengan mengenal mereka!
Kesimpulan
Dari kantor hingga rumah, hingga restoran, desain interior memengaruhi suasana hati kita lebih dari yang kita pikirkan. Dalam proses desain Anda, pertahankan psikologi desain interior di garis depan pikiran Anda saat memulai proyek baru.
Bagaimana Anda ingin klien Anda merasa ketika mereka tinggal di tempat mereka? Desain interior tidak hanya akan memengaruhi klien Anda, tetapi juga secara tidak sadar dapat memengaruhi persepsi tamu.
Dengan memikirkan efek halus dari warna, ruang, pencahayaan, dan kepribadian, Anda dapat memanfaatkan psikologi desain interior untuk menguntungkan Anda dan klien Anda.